Senin, 31 Desember 2007

Rindu Hujan

Aku merindukan hujan di senja terakhir tahun 2007. Merindukan keriangannya mengantarkan mentari untuk terakhir kalinya terbenam di ufuk barat sana. Aku merindukan guyuran hujan untuk menghapus semua jejak setahun. Menghapus kesia-siaan yang merengut hari-hariku di tahun 2007. Untuk menghapus kenangan dan mimpi semu yang kujalani tahun 2007.

Aku merindukan hujan hari ini.
Aku ingin hujan turun hari ini, agar tangisanku tertutupi oleh irama kedatangannya. Agar air mataku mengalir bersama butiran hujan yang turun.

Aku merindukan hujan yang menari-nari diiringi musik terompet tahun baru. Membawa nada keceriaan di tahun 2008.

Tamalanrea, 31 Desember 2007

Senin, 24 Desember 2007

kesempatan

Kesempatan pertama telah kuabaikan. Ketika dalam doa dan air mata aku bermunajat untuk diberi kesempatan lagi, kesempatan kedua itu ternyata tak pernah datang. Hingga kuala mata ini mengering dalam perjalanan kenangan. Mengantarmu di keabadian.

Tamalanrea, 24 desember 2007
ketika mengingatmu di rumah kenangan

Senin, 17 Desember 2007

terima kasih

terima kasih untuk semuanya
atas tawa dan air mata yang selalu hadir beriringan
selamat membuka lembaran baru..
selamat...

tamalanrea, 17 desember 2007

Senin, 05 November 2007

caraku menyayangi

yang kutahu beginilah caraku menyayanginya
memang bukan dengan menghapus air matanya
atau menyediakan bahuku ini untuk ia rebahkan kepalanya
juga bukan dengan sepatah kata "ada aku bersamamu"

yang kutahu inilah caraku menyayanginya
walaupun ia akhirnya tak pernah tahu
juga mereka...



6 November 2007
saat tempias hujan dini hari menemani

Jumat, 19 Oktober 2007

Duka Lakeba

Pak, satu jam lagi jemput kami. Hanya itu kalimat terakhir anaknya, bocah berusia usia 10 tahun yang merupakan penumpang KM Acita III, ketika menghubunginya melalui telepon seluler tepat di hamparan laut Lakeba. Setelahnya hanyalah desiran ombak yang berubah menjadi tangis bergulung-gulung.

Rabu, 17 Oktober 2007

Menikmati senja Lakeba


Hari kedua Lebaran, Ahad (13/10) saya dan seorang teman ke tempat rekreasi yang ada di kota Bau-Bau. Pilihan pertama kami ke Pantai Nirwana. Perjalanan 20 menit di tempuh dengan mengendarai sepeda motor dari pusat kota Bau-Bau. Rupanya moment hari liburan lebaran ini dimanfaatkan penduduk untuk berwisata di pantai Nirwana. Ratusan orang tengah berpiknik di sana. Setelah puas mendokumentasikan diri di pantai Nirwana, kami beranjak ke Pantai Lakeba. lokasi pantai Lakeba tak jauh dari pantai Nirwana. sebenarnya pantai Lakeba lokasinya lebih dekat dengan kota Bau-Bau. Tetapi karena jalanan menuju ke areal Lakeba agak masuk ke dalam, lumayan jauh dari jalur jalan raya utama, maka pantai Lakeba jarang dikunjungi. Keindahan pantai Lakeba tak kalah jauh dengan pantai Nirwana. Hanya mungkin hamparan pasir putih di pantai lakeba ini lebih pendek dibandingkan dengan pantai Nirwana. Namun pantai pasir dengan jejeran pohon kelapa di sepanjang bibir pantai menjadikan Lakeba tak kalah cantik dengan pantai Nirwana. Hari itu Pantai lakeba hanya dikunjungi beberapa pengunjung. Kamipun kami tak lupa mengabadikan diri di Lakeba ini.
Bau-bau, 18 Oktober 2007

Keramahan itu tetap ada

Senang rasanya menginjakkan kaki kembali di kampung halaman. Apalagi menjumpai penduduknya yang masih tetap ramah.

Jumat, 21 September 2007

blog lagi..

kenapa harus buat alamat blog yang baru ? mungkin orang akan bertanya ketika tahu aku punya blog baru lagi. Kenapa tidak memaksimalkan saja blog yang lama ? semua itu pertanyaan yang tidak bisa ku jawab sekarang. entahlah, aku tidak mengetahui secara persis alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan mengapa aku haru membuat blog yang lain lagi.
Yang ada dikepalaku sekarang ini adalah membuat blog yang isinya hal-hal yang lebih baru dan bermanfaat lagi. bukan sekadar curhat-curhat tak beres. aku ingin sering menulis di blog ini. mencurahkan isi pikiran, dibanding kemelut perasaan, seperti yang banyak ku isi di blogku yang lain. Ya.. itu saja.