Rabu, 27 Oktober 2010

(masih) setahun lalu

ingat tak hilang
cerita bergulir kembali
menguraikan cinta..

20 purnama lalu kisah ini bermula
janji terikrar
ada tangis tawa mebemani
semua menjadi berwarna
merah, seanggun almamater kita
hijau serimbun daun ki hujan di tepi danau
sebiru langit barombong
jingga memendar di ufuk barat tanjung

kini, seluruh warna itu hampir menjadi abu-abu
cepatlah kembali..
bawakan tandu itu untukku
biarkan hari kembali berwarna


kendari, 28 oktober 2010

Jumat, 22 Oktober 2010

setahun yang lalu

Setahun yang lalu...
Permintaan ku naikan ke langit
Yaa Rabb, Engkau yang Maha berkehendak, menjadikan apa yang akan terjadi
Jika ini adalah rezekiku, Permudahkanlah segala urusanku..

Hari ini...
Permintaan ku naikan ke langit
Yaa Rabb, Engkau Maha berkehendak, menjadikan apa yang akan terjadi
Permudahkanlah urusan mereka.. tuntunlah mereka..
Amiien


Kampus Poltekkes Andounohu, 23 Oktober 2010



buat ka Reni, Dian, yenti : terima kasih banyak, semoga Allah selalu mencurahkan kebahagian buat kalian.

Rabu, 20 Oktober 2010

setahun lalu

setahun yang lalu..
engkau mengantarku, menitipkan doa dan harapan

Sabtu, 25 September 2010

jejakku..

Andai .. dosa-dosaku seperti jejak kaki di atas pasir pantai
tercetak , namun ketika datang ombak.. menyapu bibir pantai..
seketika pula hilang tak berbekas..
yang ada hanyalah diriku yang tanpa jejak apapun.. bersih...


















Pantai Nirwana, Bau-Bau
12 September 2010

Jumat, 24 September 2010

Guru ku

(baru) Aku sadar mengemban amanah menjadi guru itu begitu berat.. butuh keberanian besar dan keikhlasan menjalaninya.. Ingin memberikan yang terbaik bagi anak didik, tapi .. manusia tidak ada yang sempurna.. guru juga manusia. Lisan kadang terselip, kata tak nyambung, mati gaya, pengetahuan tak update dan dangkaldan banyak lagi kekurangan yang sejujur-jujurnya semua guru tak ingin menampilkan hal itu. mereka ingin terlihat sempurna di depan anak didik agar ilmu pengetahuan terserap baik..


Kendari, 24 september 2010
first teaching
(padamu guruku, beribu maaf aku haturkan)

Rabu, 01 September 2010

(belajar) ikhlas..1

Ikan goreng
Waktunya sahur membangunkanku dari dingin dan lelapnya malam. aku harus terjaga agar bisa mempersiapkan makanan untuk penunjang nutrisiku seharian berpuasa hari ini. Sayup-sayup kudengar tetangga kosku membangunkan para penghuni kamar yang lain. Rupanya mereka juga sudah terjaga. Masih di pembaringanku, ku dengar salah seorang menawarkan ikan goreng kepada tetangga di sebelah kamarku, di samping dan kiri kamarku. Ku telan air liurku. Alangkah nikmatnya bisa menyantap ikan goreng di menu sahur kali ini, pikirku.
Akupun bergegas bangun, keluar kamar untuk menghampiri kawan tadi. Aku mendekat ke arah kamarnya, bunyi khas penggorengan membuat perutku ikut bernyanyi riang. Alangkah nikmatnya ikan goreng panas-panas.
Mereka sibuk beraktifitas tanpa mengetahui kehadiranku. Hm.. aku menuju keran air sambil tetap memperhatikan aktifitas mereka. Lima menit kuhabiskan waktu untuk menyikat gigi, ternyata mereka tidak melihat pula keberadaanku. padahal aku jelas berada di dekat mereka. dalam keremangan teras pasti mereka akan menyadari kehadiranku. mereka asyik bercengkrama. ada sesorang yang mendekat kearahku. Ahaa.. dia pasti mengajakku untuk makan ikan goreng. batinku.
Astaga.. tidak ada satu tawaranpun menghampiriku. Hatiku mulai nyiut. ku bergegas selesaikan menyikat gigi. dengan langkah lemas ku kembali ke kamar. Sebelum sampai kamar ku lihat kawan tadi mengampiri kamar yang lain memberikan ikan goreng. Aku maklum karena itu kamar pacarnya.

Hatiku semakin nyiut tatkala ku dengar bahwa mereka makan ikan goreng dua potong perorang. Kawan tadi mengajak lagi kawan di sebelah kiri kamarku, mengajaknya makan iakn goreng bersama. kawan tadi terus ke kamar di sebelah kanan kamarku, memberitahu bahwa ia menyimpankan ikan goreng buat kawan itu. ia tidak puas jadi minta disimpankan ikan goreng untuk santap pagi. Dan.. Tak ada yang menawariku satu ekorpun ikan goreng.

Cepat kuselesaikan sahur kali ini dengan telur goreng.

Ya.. Allah.. kuatkanlah hati ini dengan keikhlasan, menerima semua keadaan tanpa pernah melihat apa yan telah kuberikan kepada mereka.

Kendari, 1 September 2010
Ramadhan di tanah rantau.

Minggu, 22 Agustus 2010

sendiri, tapi tak sendirian

temanku mengirimiku sebuah pesan singkat. "ce, mumun mw nikah september nanti. kamu kapan nyusul?" tanyanya. he..he.. pertanyaan yang kesekian kali tentang pernikahan. Harus aku akui, seusiaku ini, 24 tahun, sudah bekerja, orang selalu menanyakan kapan menikah ? jawabanku, jodoh itu ditangan Tuhan. kalau Tuhan berkehendak memberikan aku jodoh tidak ada yang bisa menghalangi, besok, bulan depan, tahun depan, sepuluh tanhun akan datang, atau mungkin tidak sama sekali.

Saat ini aku memang sendiri, tapi hidupku tak sendirian. Aku mempunyai banyak waktu untuk keluarga. Aku memiliki kedua orang tua yang perhatian, (yang harus kuakui ketika dulu aku punya pasangan, mereka kurang ku perhatikan), ketika aku sendiri mereka lebih kuperhatikan, komunikasi dengan mereka lebih lancar, dan aku bisa berbakti kepada mereka, berusaha membalas segala jasa mereka.  Selain lebih fokus ke orang tua dan saudara, akupun bebas berinteraksi dengan siapa saja, dengan teman dari manapun, tanpa ada batasan dari pasangan.

Tak ada 'wajib lapor'. Akubebas mengunjungi semua tempat tanpa perlu melapor ke sesorang untuk memberitahukan dimana posisi kita sekarang, sedang apa, sama siapa, jam berapa pulang, dll. Aku pun bebas meyalurkan hobi, travelling, (he..he..he.. jalan kaki di pinggiran kota) tanpa perlu takut ketahuan atau minta izin. aku bebas menikamati pemandangan dari daerah baru yang barus saja ku kunjungi.

saat sendirian kita bebas menentukan pilihan sesuai hati  kita, tanpa perlu takut memilih hanya karena pilihan kita berbeda dengan pasangan.

Kendari, 22 Agustus 2010.